Bekasi - Tampaknya, Bekasi adalah areal pemasaran beras plastik asal China,
buktinya setelah penemuan di Pasar Mutiara Gading Timur kini muncul lagi
pengakuan masyarakat yang mengatakan juga sudah membeli beras tersebut
sejak beberapa waktu lalu.
"Beras yang saya masak beberapa bulan lalu memiliki ciri yang hampir sama dengan yang ada di Pasar Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustikajaya," kata warga Bekasi Timur, Baliarni (28), Rabu (20/5/2015).
"Karena bentuknya yang tidak karu-karuan nasi yang sudah menjadi beras tersebut akhirnya dibuang," kata Baliarni, warga Kampung Rawasemut RT7 RW11, Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi, Rabu (20/5/2015).
Dijelaskan Barliana, nasi dari beras tersebut basah dan menggumpal layaknya nasi belum matang meski telah melalui proses pemasakan yang benar.
"Beras ini berbentuk utuh dan bening, aromanya hambar dan jika dimasukkan ke dalam air mengambang," katanya.
Saat itu Barliana mengira beras yang dibelinya dari pedagang keliling tersebut adalah beras oplosan dengan kualitas rendah.
"Saya baru sadar saat membaca berita di online dan nonton di tv ada beras sintesis yang cirinya mirip seperti beras yang pernah saya masak beberapa bulan lalu," katanya.
Berliana berharap pemerintah cepat tanggap terhadap persoalan ini, agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Beras sintesis ini, sangat berbahaya bila dikonsumsi sebab memiliki kandungan plastik," katanya.
"Beras yang saya masak beberapa bulan lalu memiliki ciri yang hampir sama dengan yang ada di Pasar Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustikajaya," kata warga Bekasi Timur, Baliarni (28), Rabu (20/5/2015).
"Karena bentuknya yang tidak karu-karuan nasi yang sudah menjadi beras tersebut akhirnya dibuang," kata Baliarni, warga Kampung Rawasemut RT7 RW11, Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi, Rabu (20/5/2015).
Dijelaskan Barliana, nasi dari beras tersebut basah dan menggumpal layaknya nasi belum matang meski telah melalui proses pemasakan yang benar.
"Beras ini berbentuk utuh dan bening, aromanya hambar dan jika dimasukkan ke dalam air mengambang," katanya.
Saat itu Barliana mengira beras yang dibelinya dari pedagang keliling tersebut adalah beras oplosan dengan kualitas rendah.
"Saya baru sadar saat membaca berita di online dan nonton di tv ada beras sintesis yang cirinya mirip seperti beras yang pernah saya masak beberapa bulan lalu," katanya.
Berliana berharap pemerintah cepat tanggap terhadap persoalan ini, agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Beras sintesis ini, sangat berbahaya bila dikonsumsi sebab memiliki kandungan plastik," katanya.
Penulis: Aldo
Sumber:Cakranews