» » Pakaian Adat Bekasi Jadi Seragam Dinas Pegawai

Pakaian Adat Bekasi Jadi Seragam Dinas Pegawai

Penulis By on Monday, February 9, 2015 | No comments

Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat bakal memberlakukan aturan pakaian adat Bekasi sebagai seragam dinas bagi pegawainya. "Dasar hukum berupa peraturan wali kota," kata Kepala Subbidang Pembinaan dan Pengembangan Karier Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bekasi, Robbie Arfiansyah, Ahad, 8 Februari 2015.

Ia menjelaskan, sesuai rencana pakaian adat itu digunakan seluruh pegawai setiap hari Jumat. Adapun Peraturan wali kota itu masih 'digodok' oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bekasi. "Mudah-mudahan bulan depan selesai Perwalnya," kata dia. Sehingga,kata dia,bisa segera disosialisasikan kepada pegawai perihal seragam dinas pakaian adat tersebut.

Pakaian adat Bekasi yang bakal digunakan ialah jenis Pangsi. Yakni bagian celana longgar dan cingkrang terbuat dari bahan kain, serta atasan longgar, dilengkapi peci, ikat pinggar besar.

Menurut dia, penggunaan pakaian adat oleh pegawai untuk membangkitkan semangat kebangsaan Bekasi. Dengan pakaian itu, sehingga seluruh pegawai diharapkan tumbuh rasa memiliki Bekasi. "Menunjukkan kepada masyarakat, bahwa Bekasi itu kaya dengan budaya," kata Robbie.

Budayawan Bekasi, Komarudin Ibnu Mikam menyambut baik langkah pemerintah tersebut. Menurut dia, langkah itu bisa mengangkat budaya dan karakter Bekasi yang semakin tergerus dengan liberalisasi.

"Banyak masyarakat yang belum mengenal budaya Bekasi," kata Komar. Dengan begitu, menurut dia, penggunaan pakaian adat mampu mendongkrak budaya Bekasi bersaing dengan kebudayaan daerah lain, seperti Sunda, Jawa, Bali, dan lainnya. "Karena Bekasi itu punya ciri khas sendiri."

Ia menyebutkan, bahwa dalam pakaian adat Bekasi tercantum nilai kultur sejumlah daerah. Misalnya, baju yang mirip dengan pakaian adat sunda yakni 'Kampret' atau pakaian Tionghoa. Kemudian, peci yang mengadopsi Arab. "Dari segi religius juga ada. Misal celana dibuat agak cingkrang karena menghindari najis," katanya.

Ia meminta agar pemerintah membebaskan pembuatan model dan motif pakaian adat Pangsi kepada pegawainya. Paling penting, kata dia, sederhana, dan menunjukkan karakter adat Bekasi. "Celana hitam atau bahan sarung tidak masalah," ujar Komar. "Kalau perempuan yang penting sederhana pakai sarung."
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya