Di Kota Bekasi, kata Awing, sedikitnya ada sembilan belas titik banjir yang perlu dibenahi dengan menggunakan dana dari APBD Provinsi Jabar."Akan kami usahakan solusi banjir di Kota Bekasi dengan membangun atau mendesain ulang saluran air yang telah rusak parah mulai tahun 2012 nanti," katanya.
Dari 19 titik daerah rawan banjir di Kota Bekasi, menurut Awing akan ada tiga titik yang menjadi prioritas karena parahnya kondisi saluran air sehingga menyebabkan ketiga daerah ini selalu banjir meski hanya hujan sebentar. Ketiga wilayah ini, lanjut Awing yakni meliputi Jatibening, Kecamatan Mustika Jaya dan Kecamatan Bekasi Timur. "Ketiganya akan diperjuangkan untuk mendapat alokasi anggaran dari APBD Provinsi," tuturnya.
Untuk mendukung rencana itu, pihaknya telah meminta Pemkot Bekasi untuk membuat grand design serta kebutuhan dana yang diperlukan.
Diakui Awing, untuk wilayah perkotaan Kota Bekasi, banjir yang sering melanda (cileuncang) sudah sangat parah. Hal ini, lanjut Awing bukan semata karena curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena sistem perencanaan yang kurang baik. "Jika perencanaannya bagus, tentunya air bisa ngalir enggak menggenang di satu titik. Parahnya, menggenangnya di wilayah perkotaan," lanjutnya.
Sebagai bukti perencanaan yang buruk, kata Awing, yakni rencana pembangunan jalan tembus Jatiwarna, Jatimelati ke Jatiluhur sepanjang 1,8 Km yang dianggarkan sebesar Rp 4 miliar. Dalam rencana yang diajukan Awing tidak melihat adanya perubahan design terhadap jalan yang ada. Padahal, dengan anggaran yang ada, seharusnya jalan tersebut bisa dibuat lebih efektif untuk mengatasi kemacetan. “Jalan itu akhirnya tidak bisa simpangan, menurut saya itu kan karena perencanaan yang salah,” ungkapnya.
Kabarnya, Kota Bekasi akan mendapat bantuan keuangan sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2011 mendatang. Jumlah itu belum termasuk yang sifatnya sektoral. Tahun 2010 ini saja, Kota Bekasi mendapatkan bantuan secara keseluruhan sekitar Rp 74 miliar. Hanya saja, tidak semua anggaran bisa diserap dengan baik.